UBH Perbanyak Mahasiswa Belajar ke Luar Negeri

Padang – World Class University yang dicanangkan Rektor Universitas Bung Hatta tidak hanya diterjemahkan dengan memperbanyak seminar internasional, mendatangkan pengajar dari universitas luar negeri atau menyekolahkan dosen pada berbagai  kampus di dunia. Seluruh lini berlomba agar mahasiswa mereka merasakan pengalaman belajar di universitas pada berbagai belahan dunia.

“Alhamdulillah semua elemen pada tujuh fakultas di Universitas Bung Hatta berupaya membina hingga meningkatkan kerjasama dengan universitas luar negeri.  Kini makin banyak mahasiswa S1 kami yang berkesempatan belajar di luar negeri baik melalui pertukaran mahasiswa, pertukaran budaya hingga studi S2 dan S3,” ujar Diana Kartika saat menjamu tiga mahasiswa Prodi Sastra Jepang dan satu mahasiswa Teknik Kimia Universitas Bung Hatta yang berkesempatan kuliah singkat di Jepang, baru-baru ini.

Dikatakan Diana, meski mahasiswa belajar di sana dalam jangka waktu pendek, yang penting pengalaman di sana dapat mengubah sikap dan wawasan mereka.

Diana mencontohkan tiga mahasiswanya yang baru pulang dari Jepang, Nikmatul Husna, Muhammad Hamdi Rusli dan Maulana Yusuf Rosadi. Mereka jauh berubah dan perubahan itu tampak pada kesehariannya. Nikma bahkan dua kali ke Jepang. Pertama lewat program JENESYS. Dia menikmati 10 hari di Jepang berkat kerjasama Dikti dan Jepang.


Lalu, mahasiswi angkatan 2011 yang kemampuan Bahasa Jepangnya sudah level N2 ini ikut pertukaran mahasiswa. Dia kuliah di Sonoda Women University selama setahun.

Dia sempat mengukir prestasi jadi juara lomba pidato antar mahasiswa luar yang diadakan pemerintah kota Amagasaki. Belum lagi harus melayani ketertarikan mahasiswi Sonoda dan masyarakat sekitar asrama terhadap jilbab yang dikenakannya. Bahkan baju menarinya berganti busana tradisional Jepang.

Hamdi Rusli yang malu-malu mempraktikkan bahasa Jepangnya tambah semangat menambah kemampuan berbahasanya. Selama 45 hari Hamdi mengikuti program Japanese-Languange Education Capacity Building Southeast Asian Teacher’s Training College Course in Japan (Indonesia) 2015 yang diadakan Japan Foundation.

Maulana Yusuf Rosadi dari Teknik Kimia menurut Ketua Jurusan Dr. Eng Reni Desmiarti adalah mahasiswa pemalu dan kurang disiplin. Namun Reni melihat potensi Yusuf dan fasih berbahasa Inggris.
Yusuf diberi pelatihan  oleh Reni dan sukses mengikuti pertukaran mahasiswa selama di Gifu. Dia dua bulan di sana.

Kegiatan yang dilakukan penelitian tentang pengolahan air, kuliah dan seminar bersama dengan mahasiswa dari Jepang, Vietnam dan China.

Dia sukses mengikuti ritme kerja praktisi dan teknokrat Jepang yang disiplin, serius, penuh tekanan dan gila kerja. Awalnya dia sempat stress dan mengadu ke Reni dan akhirnya menikmati. Dia juga dapat bahan untuk tugas akhir tentang pengelolaan air minum.

Zuraida Gultom, mahasiswi sastra Jepang yang juga bakal belajar di Sonoda masih terlihat malu-malu. Sama halnya dengan Nikma dulu.

Zuraida bertekad harus sukses pula di Sonoda. Selain memperkenalkan budaya Minangkabu, Zuraida juga diminta Diana untuk menampilkan budaya Mandailing Natal, daerah asalnya.

Zuraida tak mau kerjasama selama 14 tahun antara Sonoda dan Bung Hatta ternodai. Makanya dia sering minta bocoran pada Nikma dan Ketua Prodi Dewi Kania terlebih jelang keberangkatan ke sana. (zul)

Powered by Blogger