UBH Perbanyak Mahasiswa Belajar ke Luar Negeri


Padang – World Class University yang dicanangkan Rektor
Universitas Bung Hatta tidak hanya diterjemahkan dengan memperbanyak
seminar internasional, mendatangkan pengajar dari universitas luar
negeri atau menyekolahkan dosen pada berbagai kampus di dunia. Seluruh
lini berlomba agar mahasiswa mereka merasakan pengalaman belajar di
universitas pada berbagai belahan dunia.
“Alhamdulillah semua elemen pada tujuh fakultas di Universitas Bung
Hatta berupaya membina hingga meningkatkan kerjasama dengan universitas
luar negeri. Kini makin banyak mahasiswa S1 kami yang berkesempatan
belajar di luar negeri baik melalui pertukaran mahasiswa, pertukaran
budaya hingga studi S2 dan S3,” ujar Diana Kartika saat menjamu tiga
mahasiswa Prodi Sastra Jepang dan satu mahasiswa Teknik Kimia
Universitas Bung Hatta yang berkesempatan kuliah singkat di Jepang,
baru-baru ini.
Dikatakan Diana, meski mahasiswa belajar di sana dalam jangka waktu
pendek, yang penting pengalaman di sana dapat mengubah sikap dan wawasan
mereka.
Diana mencontohkan tiga mahasiswanya yang baru pulang dari Jepang,
Nikmatul Husna, Muhammad Hamdi Rusli dan Maulana Yusuf Rosadi. Mereka
jauh berubah dan perubahan itu tampak pada kesehariannya. Nikma bahkan
dua kali ke Jepang. Pertama lewat program JENESYS. Dia menikmati 10 hari
di Jepang berkat kerjasama Dikti dan Jepang.
Dia sempat mengukir prestasi jadi juara lomba pidato antar mahasiswa luar yang diadakan pemerintah kota Amagasaki. Belum lagi harus melayani ketertarikan mahasiswi Sonoda dan masyarakat sekitar asrama terhadap jilbab yang dikenakannya. Bahkan baju menarinya berganti busana tradisional Jepang.
Hamdi Rusli yang malu-malu mempraktikkan bahasa Jepangnya tambah semangat menambah kemampuan berbahasanya. Selama 45 hari Hamdi mengikuti program Japanese-Languange Education Capacity Building Southeast Asian Teacher’s Training College Course in Japan (Indonesia) 2015 yang diadakan Japan Foundation.
Maulana Yusuf Rosadi dari Teknik Kimia menurut Ketua Jurusan Dr. Eng Reni Desmiarti adalah mahasiswa pemalu dan kurang disiplin. Namun Reni melihat potensi Yusuf dan fasih berbahasa Inggris.
Yusuf diberi pelatihan oleh Reni dan sukses mengikuti pertukaran mahasiswa selama di Gifu. Dia dua bulan di sana.
Kegiatan yang dilakukan penelitian tentang pengolahan air, kuliah dan seminar bersama dengan mahasiswa dari Jepang, Vietnam dan China.
Dia sukses mengikuti ritme kerja praktisi dan teknokrat Jepang yang disiplin, serius, penuh tekanan dan gila kerja. Awalnya dia sempat stress dan mengadu ke Reni dan akhirnya menikmati. Dia juga dapat bahan untuk tugas akhir tentang pengelolaan air minum.
Zuraida Gultom, mahasiswi sastra Jepang yang juga bakal belajar di Sonoda masih terlihat malu-malu. Sama halnya dengan Nikma dulu.
Zuraida bertekad harus sukses pula di Sonoda. Selain memperkenalkan budaya Minangkabu, Zuraida juga diminta Diana untuk menampilkan budaya Mandailing Natal, daerah asalnya.
Zuraida tak mau kerjasama selama 14 tahun antara Sonoda dan Bung Hatta ternodai. Makanya dia sering minta bocoran pada Nikma dan Ketua Prodi Dewi Kania terlebih jelang keberangkatan ke sana. (zul)