Mahasiswa UBH, Juara III Nasional


Padang – Mahasiswa Teknik Kimia
Universitas Bung Hatta mampu menghasilkan bioethanol. Penambahan
bioethanol sebagai campuran bensin dapat meningkatkan bilangan oktan
bahan bakar kendaraan menjadi 95-98 dengan perbandingan 20% bioetanol
dan 80% bensin.
Bensin yang berbilangan oktan 88 disulap jadi beroktan di atas 95 dan ini tentu saja mengalahkan efisiensi pertamax yang bilangan oktannya 92. Akibatnya pemakaian bahan bakar lebih hemat, mesin lebih bertenaga dan lebih ramah lingkungan.
Bensin yang berbilangan oktan 88 disulap jadi beroktan di atas 95 dan ini tentu saja mengalahkan efisiensi pertamax yang bilangan oktannya 92. Akibatnya pemakaian bahan bakar lebih hemat, mesin lebih bertenaga dan lebih ramah lingkungan.
Uniknya, bahan bakar alternatif berupa bioetanol tersebut
dihasilkan dari umbi talas liar yang merupakan bahan nabati yang
berbahaya jika dikonsumsi. Jika umbi talas ini ditanam dengan baik, maka
1 hektar kebun talas bisa menghasilkan 30 ton umbi dan 50 persennya
bisa diolah menjadi bioetanol. Nilai jual satu liter bioetanol menurut
perhitungan mereka Rp. 8000-Rp. 12.000.
Hasil penelitian mulai skala laboratorium, simulasi dalam
skala pabrik, membuatkan prototype hingga perhitungan ke nilai ekonomis,
menjadikan trio Doni Saputra, Novalia Putri dan Rezi Hidayati berhasil
mencuri perhatian juri lomba karya tulis ilmiah nasional yang diadakan
Institut Teknologi Surabaya. Mereka yang menamakan dirinya Tim Nobita
ini berhasil menjadi juara III setelah menyisihkan tim dari ITB, ITS dan
Universitas Airlangga.
“Sungguh membahagiakan bisa bertanding dengan mahasiswa
dari universitas ternama di Indonesia dan keluar sebagai salah satu
pemenang lomba tersebut. Kami sangat berterima kasih atas dukungan penuh
universitas, sehingga kami bisa hadir di perlombaan dan meraih hasil
gemilang. Hasil bimbingan yang intensif dari pembimbing Dra. Erti
Praputri, M. Si, Ir. Elmi Sundari, MT dan Dr. Eng. Reni Desmiarti serta
senior, menjadikan penampilan dan presentasi kami lebih baik dan
menarik,” ujar Ketua Tim Nobita, Doni Saputra kepada Wakil Rektor III
Universitas Bung Hatta, Dr. Diana Kartika, Rabu
(30/3). Doni bersama ketiga rekannya dan didampingi Dekan Fakultas
Teknologi Industri, Ir. Drs. Mulyanef, M.Sc dan Ketua Jurusan Teknik
Kimia Dr. Eng Reni Desmiarti menjelaskan hasil lomba yang baru saja
mereka ikuti.
Reni menjelaskan Jurusan Teknik Kimia merupakan Jurusan
yang mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih
berguna. Ilmu Teknik Kimia dapat merancang proses-proses kimia baik
dalam skala kecil maupun skala industri. Sarjana Teknik Kimia
bertanggung jawab terhadap perancangan dan perawatan proses kimia
sehingga sering dikenal Process Engineer. Disamping itu, sarjana Teknik
Kimia juga melakukan penelitian yang bertujuan untuk menemukan
bahan-bahan dan teknik-teknik baru untuk menghasilkan bahan yang lebih
berguna seperti menghasilkan bioetanol dari umbi talas liar.
Pengembangan penelitian lain yang dilakukan oleh dosen dan
mahasiswa adalah mengolah inulin dari umbi dahlia, pengembangan
pemanfaatan katalis, pembuatan bioethanol dari bahan nabati lain,
pengolahan sampah menjadi energi, tungku hemat energi, pengolahan air
dan limbah dan fuel cell.
Mereka didukung oleh Laboratorium Komputasi Proses Industri
Kimia yang dapat mensimulasikan proses pengolahan bahan baku menjadi
produk yang bernilai jual tinggi. Serta sarana laboratorium lain yang
mendukung proses pembelajaran. Jurusan ini juga didukung oleh 50% dosen
berkualifikasi Doktor/S3 tamatan luar dan dalam negeri serta S2 yang
berkompeten di bidang pengolahan bahan alam. Hal ini menjadikan
mahasiswa S1 di Jurusan satu-satunya di Kopertis Wilayah X dan
Terakreditasi B oleh BAN PT ini, hasil penelitian mereka setara dengan
mahasiswa magister (S2).
Ditambahkan Rezi, lomba diawali dengan pengiriman abstrak
ke panitia. Dan dari 181 peserta, tim mereka berada di urutan 161. Dan
saat penentuan tim yang berhak mengikuti final di ITS, mereka berada di
urutan 2 dari 10 peserta yang berhak mengikuti final. Bersama mereka ada
2 tim dari ITB, 3 tim dari ITS dan 2 tim dari Universitas Airlangga.
Kepada wakil rektor III itu Doni dan kawan-kawan juga
mengungkapkan kegembiraannya menjadi bagian dari keluarga besar
universitas Bung Hatta. Malah Doni yang sempat gundah tak dapat masuk ke
perguruan tinggi impiannya, kini bahagia bisa terdampar di teknik kimia
Universitas Bung Hatta.
“Saya membuktikan pernyataan Pak Rektor Niki Lukviarman
saat menerima kami sebagai mahasiswa baru di kampus ini beberapa tahun
lalu. Kami sungguh-sungguh tersesat di jalan yang benar,” tegasnya.
Diakui Nova pula, tak sia-sia memilih teknik kimia sebagai jurusannya. Teknik kimia lah yang mengajarkan kepadanya menjadikan sesuatu yang seolah terbuang percuma, menjadi produk bermanfaat ganda. Dia dan teman-temannya belajar banyak hal. (zul)
Diakui Nova pula, tak sia-sia memilih teknik kimia sebagai jurusannya. Teknik kimia lah yang mengajarkan kepadanya menjadikan sesuatu yang seolah terbuang percuma, menjadi produk bermanfaat ganda. Dia dan teman-temannya belajar banyak hal. (zul)