• Imagen 1 Terima Mahasiwa
    Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Niki Lukviarman berkenan menerima mahasiswa yang ikut program kerjasama dengan universitas di Jepang.

Sekilas Dr Diana Kartika

Dr. Diana Kartika, kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, tanggal 15 April 1967 (49 tahun).

Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri IV Palembang, SMP Xaverius I Palembang, SMA Xaverius I Palembang, dan Fakultas Sastra Jurusan Sastra Asia Timur, Universitas Indonesia.

Pada lahun 2000 melanjutkan studi pada Program Magister Pendidikan Bahasa di Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan selanjutnya Iahun 2001 melanjutkan studi pada Program Doklor Pendidikan Bahasa, Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Sejak tahun 1992 hingga sekarang, penulis mengajar di Fakultas Sastra Universitas Bung Hatta Padang. Diana merupakan dosen tetap Universitas Bung Hatta. Penyuka tavelling ini mengajar di jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya dan Pascasarjana Universitas Bung Hatta.

Pernah mengikuti training program Japan Language Insitiute Tokyo tahun 1996, English Language Studies di Hawthorn University Melbourne tahun 2010, Friendship Force Indonesia di Washington, Amerika Serikat. Pernah menjadi Ketua Jurusan Sastra Asia Timur dan pembina Bung Hatta Voices. Aktif mengikuti kepanitiaan, pengabdian kepada masyarakat, penelitian dan publikasi ilmiah dalam maupun luar negeri.

Dia dipercaya menjadi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama Universitas Bung Hatta periode 2016-2020.

Diana seorang pendiri dan menjadi Ketua Pertama Asosiasi Studi Jepang Indonesia (ASJI) untuk wilayah Sumatera Barat. Di sam- ping itu, penulis juga pernah menjadi Sekretaris Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Bung Halta Padang dari bulan April-Junl 1995.

Sebagai staf pengajar yang mendapat kesempatan mengikuli Program Training for Japanese Language Teacher unluk dosen bahasa Jepang di Jepang yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation.

Dia telah membuat buku 'MARI BELAJAR BAHASA JEPANG (Nihongo O Benkyasbimasho)---> BUNPO 2. Buku ini merupakan kelanjutan dari Nihongo O Benkyoshimasho 1.

Nihongo O Benkyoshimasho, Bunpo 2 berisikan tatabahasa Jepang yang tingkat kesulitannya sedikit lebih tinggi dari yang pertama. Buku Bunpo 2 ini berisi urutan tatabahasa Jepang dilengkapi dengan contoh-contoh aplikatif, sehingga pembelajar dapat langsung mengetahui bagaimana cara penerapan urutan kata-kata (words order) yang disusun dalam untaian kalimat. Buku Bunpo 2 disusun berdasarkan buku-buku yang diterbitkan oleh The Japan Foundation, buku-buku tatabahasa Jepang lainnya, serta pengalaman penulis dalam menekuni bahasa Jepang.

BUku Bunpo 2 akan dilanjutkan dengan buku Buku Nihongo O Benkyoshimasho, Bunpo 3 yang merupakan urutan terakhir dalam 3 (tiga) seri buku Bunpo yang diterbitkan penulis yang sama.

Referensi

Referensi "Selamat Atas Pelantikan Wakil Rektor Universitas Bung Hatta" Wawasan Proklamator, 8 Januari 2016. "Sekilas Profil Wakil Rektor Universitas Bung Hatta Masa Bakti 2016-2020" Situs Resmi Universitas Bung Hatta. 8 Januari 2016. "Festival Akustik UBH ‘Diselimuti’ Kimono”" Situs Berita Harian Singgalang Online, 15 November 2015. "Mari Belajar Bahasa Jepang (Nihongo O Benkyoosshimasho), slideshare.net, 14 Oktober 2015.


Artikel bertopik biografi tokoh Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. Kategori: Orang hidup berusia 49

Musisi Jepang Tampil di UBH

Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta akan menghadirkan penampilan akustik duet musisi asal Jepang yaitu KURI (Katsu dan Miho) yang akan berlangsung di Aula Balairung Caraka Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta pada 5 Januari 2015 mendatang.


Penampilan duet KURI ini merupakan rangkaian tour musisis tersebut ke-7 negara yaitu Prancis, Ireland, Inggris, Malaysia, Jepang, Thailand dan Indonesia. "Kehadiran mereka dalam rangka KURI Goes to Campus Let's Apreciate Nature. Untuk penampilan di Indonesia akan dilaksanakan di Bali, Banda aceh dan Kota Padang," ujar Ketua Jurusan Sastra Jepang Dr. Diana Kartika, M.Hum

Sebelumnya duo pemusik etnik tradisional asal Jepang, Mihoo dan Katsu dijadwalkan telah menghibur warga Aceh pada upacara peringatan 10 tahun tsunami Aceh yang berpusat di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Dikesempatan tersebut Mihoo berkolaborasi dengan musisi lokal Aceh membawakan lagu pembuka tradisional Aceh di hadapan tamu undangan dari seluruh dunia.

Lebih jauh Diana mengatakan, kehadiran musisi Jepang tersebut diharapkan bisa memberikan warna tersendiri di Kota Padang. "Selain itu juga para mahasiswa satra Jepang, juga bisa saling sharing tentang kedua negara Jepang dan Indonesia tentang kebudayaan dan musik. 

"Ini penampilan yang sangat menarik, karena musik yang mereka tampilkan sangat unik," pungkasnya. (*)

Mahasiswa UBH, Juara Lomba Pidato di Jepang

Amagasaki, Japan - Fitri Ramadhani mahasiswa angkatan 2010 jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta menorehkan prestasi di kancah internasional yang berhasil memperoleh Juara II Lomba Pidato Berbahasa Jepang Internasional Untuk Pelajar Asing ke-8 yang dilaksanakan pada 06 Februari 2014 lalu di Kota Amagasaki Hyogo Jepang.

Fitri berhasil mengalahkan peserta pesaingnya yang berasal dari Jepang,Indonesia, Tiongkok, Taiwan, Korea, Polandia, Ukraina, Jerman, dan Australia. Sedangkan untuk juara pertama dari Tiongkok dan diposisi ketiga Taiwan dengan dewan juri dari Amagasaki International Association, Sonoda Women’s University (SWU), Kansai Kokusai Daigaku, dan Sangyou Gijutsu Tanki Daigaku.

Oslan Amril, SS, M.Si, Sekretaris Jurusan Sastra Jepang Universitas Bung Hatta menyampaikan Fitri Ramadhani ini merupakan mahasiswa jurusan Sastra Jepang Universitas Bung Hatta yang tengah menjadi peserta beasiswa pertukaran mahsiswa tahun 2014 untuk belajar di Sonoda Women's University.

“Fitri membawakan pidato yang berjudul sensei to ittara nani wo omoi ukabemasuka. Sebagai gambaran dalam pidatonya sensei (guru/dosen) itu bukan cuma yang mengajar di sekolah saja tetapi dari pengelaman yang kita rasakan juga merupakan guru yang baik. Belajar bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga berusaha mengenal lingkungan sekitar dan berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar kita merupakan pelajaran yang baik selama kita tinggal di luar negeri,” jelasnya.

Dikatakannya, hampir tiap tahunnya mahasiswa Sastra Jepang Universitas Bung Hatta meraih juara dalam lomba pidato tersebut. Selama mengikuti program ini mereka akan mempelajari budaya dan bahasa Jepang dengan program-program yang sudah disusun sedemikian rupa.

“Selain mendapatkan pengetahuan tentang bahasa dan budaya Jepang, Anita juga akan memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia sesuai dengan tujuan program ini yaitu pertukaran budaya antar dua negara," ujarnya.

Terpisah, Ketua Jurusan Sastra Jepang Universitas Bung Hatta Dr. Diana Kartika, M.Hum menjelaskan Universitas Bung Hatta telah menjalin kerjasama dengan Sonoda Women's University Hyogo Jepang sejak tahun 2002 untuk mengirim mahasiswi Sastra Jepang Universitas Bung hatta belajar selama satu tahun disana. Sampai tahun 2015 ini mahasiswi yang dikirim adalah peserta yang ke 12 sejak program ini dimulai tahun 2003.

“Minggu ini Sastra Jepang akan mengadakan seleksi mahasiswi yang akan dikirim sebagai pengganti Fitri yang kan kembali bulan Maret 2015 mendatang. seluruh biaya hidup, biaya sekolah dan perjalanan pulang-pergi ke Jepang termasuk buku-buku semuanya dibiayai oleh pihak SWU bekerja sama dengan HUMAP (Hyugo University Mobility in Asia and the Fasific). 

Ia juga berharap dengan banyaknya prestasi yang diraih dapat motivasi adik-adik kelasnya di jurusan Sastra Jepang Universitas Bung Hatta. “Hal ini merupakan kesempatan yang sangat berharga serta promosi yang sangat baik bagi Universitas Bung Hatta di mancanegara,” ucapnya. (*)

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing VI

”Tidak kurang dari 35 negara di dunia yang mengajarkan bahasa Indonesia kepada masyarakat internasional. Dari jumlah itu, ada sekitar 130 lembaga yang telah menjadi penyelenggara pengajaran BIPA, baik itu perguruan tinggi, lembaga kursus, pusat-pusat kebudayaan asing, maupun Kantor KBRI di negara-negara tersebut”. 

Pernyataan itu merupakan ungkapan rasa bangga yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nasional dalam kata sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Mendiknas Bidang Mutu Pendidikan, Ibu Harina Yuhetti, ketika membuka KIPBIPA VI di Hotel Sol Elite Marbella, Anyer, Banten, Selasa malam, 11 Juli 2006. 

Menteri juga mengatakan bahwa peran BIPA sangat penting dan strategis dalam memperkenalkan Indonesia kepada masyrakat internasional karena BIPA merupakan media penyampaian berbagai informasi tentang Indonesia, termasuk memperkenalkan masyarakat dan budaya Indonesia. Dengan demikian, orang asing yang mempelajari bahasa Indonesia akan semakin memahami masyarakat dan budaya Indonesia secara komprehensif yang pada gilirannya dapat meningkatkan rasa saling pengertian antarbangsa. Berkembangnya pengajaran bahasa Indonesia di dunia internasional itu paling tidak akan memberikan dua keuntungan, yaitu dapat memperbesar peluang bagi bahasa Indonesia untuk digunakan sebagai bahasa pergaulan antarbangsa dan dapat menunjang pemulihan citra Indonesia di dunia internasional. 

Dalam kesempatan itu juga Menteri mengingatkan bahwa kerja keras yang telah dirintis dalam penyelenggaraan BIPA ini jangan sampai mundur. Kalaupun ada kendala, segera dicarikan solusinya yang terbaik. KIPBIPA VI ini akan berlangsung di Hotel Sol Elite Marbela, Anyer, dari tanggal 11—14 Juli 2006. Tema yang diangkat adalah, ”Reaktualisasi Peran BIPA dalam Meningkatkan Citra Indonesia di Mata Dunia” (”Re-actualization of BIPA’s Role in Enhancing Indonesia’s Internasional Standing). Konferensi kali ini terlaksana atas kerja sama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan Pusat Bahasa, Deartemen Pendidikan Nasional. Dr. Dendy Sugono (Kepala Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional), yang juga memberi kata sambutannya pada malam itu, menyatakan bahwa Pusat Bahasa telah melakukan langkah-langkah konkrit dengan menerbitkan buku BIPA yang diberi judul Lenetra. 

Buku BIPA jilid 1 itu akan segera diikuti oleh buku BIPA jilid 2 yang sedang dalam proses penyelesaian. Prof. Dr. Yoyo Mulyono, M.Ed., Rektor Untirta dan Ketua Asosiasi Pengajar BIPA (APBIPA) yang menjadi tuan rumah malam itu, tak kalah bersemangat, dengan mengatakan bahwa apa yang telah dicapai BIPA merupakan suatu keberhasilan yang spektakuler. Hal ini mengingat BIPA baru dimulai pada awal tahun 1990-an, tepatnya pada KIPBIPA I tahun 1994 , di Universitas Kristen Satyawacana, Salatiga. Konferensi diikuti oleh sekitar 120 peserta yang merupakan pakar, pengajar, pengamat, dan peminat BIPA. 

Peserta tersebut berasal dari berbagai negara, antara lain, Australia, Rusia, Amerika, Singapura, Azarbaijan, dan tentu saja Indonesia. Peserta Indonesia berasal dari berbagai daerah, antara lain, Aceh, Sumatera Uatar, Sumatera Sealatan, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Irian Jaya. Dalam konferensi itu akan tampil 4 pemakalah plenari (Prof. Dr. Habib Zarbaliyev, Dr. Dendy Sugono, Dr. Ismet Fanany, dan Dr. Damon A. Anderson), 7 pemakalah komisi (Prof. Dr. Ulrich Kratz, Prof. Dr. David Tom Hill, Prof. Dr. Chaedar Alwasilah, Dr. Widodo HS, M.Pd., Dr. Veronica Novolseltseva, Drs. Nyoman Riasa, M.Hum., Dra. Felicia Utorodewo, M.Si.), dan 13 pemakalah dari peserta.

No.Judul MakalahNamaInstansi
1.MINAT PENUTUR ASING TERHADAP BIPADarminah - Arini Noor IzzatiFKIP-UT
2.LENTERA INDONESIA VERSI 1.0 DAN 2.0 PEMBELAJARAN BIPA DENGAN BANTUAN KOMPUTERGanjar HwiaPusat Bahasa
3.COLLABORATIVE ACADEMIC INDONESIAN COURSE FOR MALAYSIAN STUDENTSSri Endah Tabiati 
4.DARI KIPBIPA KE KIPBIPA: ANALISIS ISIA. Chaedar AlwasilahUniversitas Pendidikan Indonesia
5.KONSEP-KONSEP STRATEGIS (TERJEMAHAN KARYA SASTRA) DALAM MENGAJARKAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASINGDavid T. HillAustralia
6.KONDISI DILEMATIS KEBIPAAN SAAT INI: FAKTOR RISIKO DAN PROTEKTIFI Nyoman RiasaBali
7.HUBUNGAN KONDISI STRATEGIS MASYARAKAT INDONESIA DENGAN PERKEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN BIPAWidodo Hs.Universitas Negeri Malang
8.BIPA: TANTANGAN DAN KESEMPATANDr. Ismet FananySchool of International and Political Studies Deakin University
9.MODEL PRAKTIK BERBAHASA INDONESIA PROGRAM BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA)Esti Pramuki - Sunu Dwi AntoroFKIP-UT
10.KEBERADAAN MAHASISWA BIPA TERKAIT PROMOSI PARIWISATA DI DAERAH BALIDr. I Nengah Sudipa, M.A.Universitas Udayana (UNUD) Bali
11.KOLASE SEBAGAI MEDIA EVALUASI DAN REFLEKSI DALAM PEMBELAJARAN BIPA TINGKAT PEMULALucia Tyagita RaniCaesara
12.STRATEGI PENINGKATAN MINAT BELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASINGDrs. Mustakim, M.Hum.Pusat Bahasa
13.CERPEN SEBAGAI MATERI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASINGM. Sally H. L. PattinasaranyFakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
14.PERFORMANSI ANTARBAHASA (INTERLANGUAGE) TINDAK TUTUR MEMOHON PEMBELAJARAN BIPA DARI JEPANG: KAJIAN TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNGDiana KartikaFakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta, Padang
15.PENGARUH CARA PANDANG MASYARAKAT DUNIA DALAM KONTEKS PENGAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASINGProf. Habib M. ZarbaliyevAzerbaijan
16.PROFESIONALISASI PEMBELAJARAN BIPA UNTUK PENINGKATAN CITRA DAN REPUTASI INDONESIAKhairil AnsariFakultas Bahasa dan Seni, Unimed
17.BEBERAPA KONSEP STRATEGIS (TERJEMAHAN KARYA SASTRA, PERGELARAN KESENIAN, DLL.) SEBAGAI METODE PENGAJARAN BIPA YANG DIKAITKAN DENGAN INOVASI MENGAJARKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASINGE. Ulrich Kratz 
Catatan dari KIPBIPA VI Dr. Ismet Fanany (Deakin University, Melbourne, Australia) Ismet Fanany tampil dalam pleno dengan menyajikan makalah yang berjudul, “BIPA: Tantangan dan Kesempatan”. Ismet membagi dua tantangan tersebut, yaitu tantangan di Indonesia dan tantangan di luar Indonesia. Untuk tantangan di Indonesia, Ismet menyoroti sikap masyarakat Indonesia yang lebih memberikan apresiasi yang baik terhadap bahasa asing daripada bahasanya sendiri. 

Hal ini terlihat jelas dalam iklan-iklan yang ditayangkan di televisi. Keadaan ini, kemudian, diperburuk lagi oleh dinas pendidikan di kota-kota besar yang berlomba membuat sekolah internasional berkata pengantar bahasa Inggris dalam kegiatan belajar mengajarnya. Dan, sekolah itu adalah sekolah negeri, bukan swasta. Tantangan di luar Indonesia, menurut Ismet, terletak pada masalah dana, pengadaan dan pelatihan staf pengajar BIPA, bahan ajar, dan merosotnya citra Indonesia di mata internasional. 

Untuk mengatasi masalah tantangan di Indonesia, Ismet berpendapat bahwa membentuk sebuah pasukan “polisi bahasa”, tentu, bukanlah hal yang bijak karena hal itu tidak mungkin berhasil. Cara yang terbaik adalah dengan memberi teladan, misalnya dengan memberi penghargaan pada tokoh nasional berbahasa Indonesia terbaik dan memberikan semacam Pulitzer Prize kepada kalangan pers yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Untuk mengatasi tantangan di luar Indonesia, Ismet mengusulkan Indonesia mendukung penyelenggaraan BIPA di luar negeri dengan membentuk sebuah wadah semacam British Council atau Goethe Institute. David T. Hill (Australia National University, Canberra) 

Kalau Ismet menyorot BIPA dari segi pengajaran bahasanya, David T. Hill, yang juga pengajar BIPA di Australia, lebih tertarik melakukannya melalui pendekatan sastra. Mengajar bahasa Indonesia melalui karya sastra, menurut Hill, terasa lebih hidup dan lebih cepat dimengerti. Inilah yang diangkatnya menjadi judul makalahnya, “Terjemahan Karya Sastra dalam mengajarkan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing”. Dalam proses pengajarannya, mahasiswa program Australian Consortium for “In-Country” Indonesian Studies (ACICIS) yang sudah tingkat IV diminta membaca karya sastra Indonesia dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris. Hasilnya, menurut Hill, lebih bagus daripada sekadar belajar bahasanya saja. 

Melalui sastra, pengertian dan perbendaharaan kata mereka terhadap bahasa Indonesia lebih kaya. Prof. Habib M. Zarbaliyev (Azerbaijan) Habib M. Zarbaliyev, pengajar BIPA di universitas di Azerbaijan, mengatakan bahwa setelah Uni Sovyet bubar bahasa Indonesia mulai diajarkan di republik-republik bekas jajaran Uni Sovyet dulu, seperti di Azerbaijan dan Uzbekistan. Zarbaliyev yang tampil di sidang pleno cukup menarik perhatian karena kefasihannya berbahasa Indonesia dan kebolehannya melontarkan berbagai pantun Indonesia ketika menyajikan makalahnya (“Pengaruh Cara Pandangan Masyarakat Dunia dalam Konteks Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). 

Sebagaimana Hill, Zarbaliyev juga merasakan pentingnya pengajaran sastra Indonesia dalam proses pengajaran BIPA. Apalagi, sastra Indonesia, menurut Zarbaliyev, memiliki banyak persamaan dengan sastra Azerbaijan, terutama folklor. Pantunya pun sangat mirip dengan bayati (pantun Azerbaijan). Di Azerbaijan, berbagai cara telah ditempuh untuk mempropagandakan Indonesia, antara lain, dengan mengadakan program tv reguler tentang Indonesia (kebudayaan, etnografi, adat-istiadat, dan tradisi Indonesia). Menerjemahkan serangkaian cerita pendek Indonesia ke dalam bahasa Azerbaijan. Sampai membuka program bahasa Indonesia di perguruan tinggi. 

Oleh karena itu, Zaberliyev mengharapkan pemerintah Indonesia ikut berperan aktif untuk mendukung propaganda tersebut. Caranya, bisa dengan mengadakan tukar-menukar mahasiswa dan pengajar BIPA, misalnya, atau dengan memberikan dukungan dana, yang tentu sangat dibutuhkan. (*)

Festival Akustik UBH ‘Diselimuti’ Kimono










PADANG – Festival Akuistik yang digelar Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi (Prodi) Sastra Jepang Jurusan Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta (UBH) ‘menghentak’ Pelataran Parkir KFC Ahmad Yani, Sabtu (14/11).
Ketua Jurusan Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya, Dr Diana Kartika merasa senang dan bahagia dengan kegiatan yang digelar para mahasiswa berjalan sukses.
“Meskipun dengan persiapan yang singkat, mereka mampu mengelar kegiatan di luar lingkungan kampus yakni di KFC Jalan Ahmad Yani ini berlangsung sukses. Sebelumnya, kami memilih tempat tersebut, karena KFC merupakan salah satu resto siap saja yang disenangi anak muda,” kata  Diana Kartika didampingi, didampingi Ketua Panitia Hamdan Khasiro dan Ketua HMJ Gemini Mursela Putri kepada Singgalang.
Lebih lanjut dikatakan, Gemini Mursela Putri jikalau peserta festival berjumlah enam grup, terdiri dari Brodway, Mikael Acryswandi Sarumana, No Name, Kunsa, Bayu and Friends dan Teal and Friends.
Festival ini juga dimeriahkan mahasiswa UBH yang tergabung dalam grup Trio Begal, White Ravea dan Tsubasa J Community. Menurutnya  grup yang terdiri dari Nabel, Satria, Yaumil Fajri ini sudah go Internasional. “Sebentar lagi mereka akan mengikuti kompentisi anime ke Singapura,” katanya.
Pada acara tersebut, panitia pun memakai baju kimono sebagai  tanda bahwa acara tersebut digelar Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi (Prodi) Sastra Jepang Jurusan Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta (UBH). (lenggo)

Sekilas Profil Wakil Rektor Universitas Bung Hatta Masa Bakti 2016-2020

Bunghatta.ac.id. Setelah melaksanakan pemilihan Wakil Rektor Universitas Bung Hatta beberapa waktu yang lalu maka telah terpilihlah Wakil Rektor yang baru untuk masa bakti 2016-2020 yaitu Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Penjaminan Mutu Dr. Hendra Suherman, ST, MT, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Dra. Susi Herawati, M.Pd, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama Dr. Diana Kartika.

Pelantikan dan serah terima jabatan wakil rektor ini dilantik secara langsung Rektor Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Niki Lukviarman SE, Akt, MBA, CA di Aula Balirung Caraka Gedung B Kampus Proklamator I Univerisitas Bung Hatta, Jumat (08/01/2016).

Berikut profil singkat Wakli Rektor Universitas BUNg Hatta masa bakti 2016-2020:

1. Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Penjaminan Mutu Dr. Hendra Suherman, ST, MT
Pria kelahiran Padang Bunga tanggal 01 April 1971 ini merupakan dosen tetap Universitas Bung Hatta yang mengajar di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta. Telah menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Bung Hatta tahun 1996, magister di Universitas Indonesia tahun 1999 dan doktor di Universiti Kebangsaan Malaysia tahun 2012.

Pernah menjadi kepala laboratorium CNC-CAD/CAD tahun 1996-2000, sekretaris jurusan tahun 2000-2002, ketua jurusan tahun 2002-2005, wakil dekan I Fakutlas Teknologi Industri tahun 2005-2008, kepala laboratorium material dan metalurgi fisik tahun 2013 hingga sekarang. Pernah juga mendapatkan prestasi sebagai dosen berprestasi Universitas Bung Hatta dan Kopertis Wilayah X tahun 2008. Aktif mengikuti kepanitiaan, pengabdiana kepada masyarakat penelitian dan publikasi ilmiah dalam maupun luar negeri.

2. Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Dra. Susi Herawati, M.Pd
Wanita kelahiran Padang Panjang tanggal 22 Mei 1964 ini merupakan dosen tetap Universitas Bung Hatta yang mengajar di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta. Telah menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Bung Hatta tahun 1988 dan magister di IKIP Malang tahun 1994.

Pernah menjadi sekeretaris Jurusan PMIPA FKIP Universitas Bung Hatta tahun 1995-1998, Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Bung Hatta tahun 1998-2002, pembantu Dekan I FKIP Universitas Bung Hatta tahun 2002-2007, Wakil Dekan FKIP Universitas Bung Hatta tahun 2007, Wakil Rektor III Universitas Bung Hatta tahun 2007-2011 dan Wakil Rektor II Universitas Bung Hatta tahun 2011-2016.

Pernah juga menjadi reviewer internal Hibah PHKI, tim monev internal PHK, tim audit mutu akademik internal hingga ketua pengelola Akta IV FKIP Universitas Bung Hatta. Mendapatkan prestasi sebagai dosen teladan ke-3 Universitas Bung Hatta tahun 1995. Telah memiliki 3 buku bahan ajar. Aktif mengikuti kepanitiaan, pengabdian kepada masyarakat, penelitian dan publikasi ilmiah dalam maupun luar negeri.

3. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama Dr. Diana Kartika.
Wanita kelahiran Palembang tanggal 15 April 1967 ini merupakan dosen tetap Universitas Bung Hatta yang mengajar di Juursan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya dan PrascasarjanaUniversitas Bung Hatta. Telah menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Indonesia tahun 1989, magister di Universitas Negeri Jakarta tahun 1995 dan doktor di Universitas Negeri Jakarta tahun 2012.

Pernah mengikuti training program Japan Language Insitiute Tokyo tahun 1996, English Language Studies di Hawthorn University Melbourne tahun 2010, Friendship Force Indonesia di Washington, Amerika Serikat. Pernah menjadi Ketua Jurusan Sastra Asia Timur dan pembina Bung Hatta Voices. Aktif mengikuti kepanitiaan, pengabdian kepada masyarakat, penelitian dan publikasi ilmiah dalam maupun luar negeri. (**Ubay-Humas UBH)

UBH Kirim 11 Mahasiswa Magang di Jepang

Padang, (Antara) - Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mengirim 11 mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan magang bidang perhotelan di sejumlah kota di Jepang.

Sebanyak 11 mahasiswa itu di antara 38 mahasiswa Jurusan Sastra UBH yang melaksanakan magang pada tahun ini, kata Ketua Jurusan Sastra Jepang UBH, Dr Diana Kartika, MHum di Padang, Senin.

Menurut dia, ke-11 mahasiswa ini juga telah dinyatakan lulus wawancara calon peserta magang perhotelan di Jepang tahun 2015 yang dilaksanakan di Gedung Fakultas Ilmu Budaya Blok B Kampus Proklamator I UBH.

Ia menyatakan, seleksi wawancara itu langsung dilakukan oleh President & CEO FET SYSTEM Hiroshi Nakamura. FET SYSTEM Inc merupakan sebuah perusahaan Jepang yang membawahi 38 hotel yang tersebar di berbagai wilayah Jepang.

Ia mengatakan, sebelum melakukan wawancara, Nakamura juga memperkenalkan perusahaannya kepada seluruh peserta.

"Selaksi tersebut hanya untuk mahasiswa dari jurusan Sastra Jepang UNH," katanya.

Ia juga mengatakan, rombongan dari FET SYSTEM Inc terdiri dari Hiroshi Nakamura (CEO), Satoru Sugiyama (Ass General Manager), Tomoyuki Meguro (Dept Security Chief), Uda Naoshi (Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang) dan bapak Syamsul Bachri (Dekan Fakultas Sastra UNSADA-Jakarta)

"Kegiatan ini adalah hasil kunjungan program studi (Prodi) Sastra Jepang ke Universitas Darma Persada bulan September 2014," ujarnya.

Menurut dia, Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang yang kebetulan berpusat di Unsada melalui bapak Syamsul Bachri menawarkan kerjasama dengan Prodi Sastra Jepang UBH untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa mendapatkan pengalaman bekerja dan belajar di Jepang.

Rombongan FET SYSTEM Inc juga mengadakan pertemuan dengan Wakil Rektor I UBH, Dr Ir Eko Alvares. Z MSA di Ruang Rektor Gedung E Kampus Proklamator I UBH, Kamis (22/01) .

Eko berharap ke depan bukan hanya mahasiswa prodi Sastra Jepang saja yang akan berangkat untuk magang ke Jepang. "Semua mahasiswa dari prodi lain juga akan berkesempatan untuk magang ke Jepang, tentunya harus membekali diri dengan kemampuan Bahasa Jepang," ujarnya. (*/sun) 


(Diterbitkan Antara, Selasa, 27 Januari 2015 9:25 WIB)

UBH Perbanyak Mahasiswa Belajar ke Luar Negeri

Padang – World Class University yang dicanangkan Rektor Universitas Bung Hatta tidak hanya diterjemahkan dengan memperbanyak seminar internasional, mendatangkan pengajar dari universitas luar negeri atau menyekolahkan dosen pada berbagai  kampus di dunia. Seluruh lini berlomba agar mahasiswa mereka merasakan pengalaman belajar di universitas pada berbagai belahan dunia.

“Alhamdulillah semua elemen pada tujuh fakultas di Universitas Bung Hatta berupaya membina hingga meningkatkan kerjasama dengan universitas luar negeri.  Kini makin banyak mahasiswa S1 kami yang berkesempatan belajar di luar negeri baik melalui pertukaran mahasiswa, pertukaran budaya hingga studi S2 dan S3,” ujar Diana Kartika saat menjamu tiga mahasiswa Prodi Sastra Jepang dan satu mahasiswa Teknik Kimia Universitas Bung Hatta yang berkesempatan kuliah singkat di Jepang, baru-baru ini.

Dikatakan Diana, meski mahasiswa belajar di sana dalam jangka waktu pendek, yang penting pengalaman di sana dapat mengubah sikap dan wawasan mereka.

Diana mencontohkan tiga mahasiswanya yang baru pulang dari Jepang, Nikmatul Husna, Muhammad Hamdi Rusli dan Maulana Yusuf Rosadi. Mereka jauh berubah dan perubahan itu tampak pada kesehariannya. Nikma bahkan dua kali ke Jepang. Pertama lewat program JENESYS. Dia menikmati 10 hari di Jepang berkat kerjasama Dikti dan Jepang.


Lalu, mahasiswi angkatan 2011 yang kemampuan Bahasa Jepangnya sudah level N2 ini ikut pertukaran mahasiswa. Dia kuliah di Sonoda Women University selama setahun.

Dia sempat mengukir prestasi jadi juara lomba pidato antar mahasiswa luar yang diadakan pemerintah kota Amagasaki. Belum lagi harus melayani ketertarikan mahasiswi Sonoda dan masyarakat sekitar asrama terhadap jilbab yang dikenakannya. Bahkan baju menarinya berganti busana tradisional Jepang.

Hamdi Rusli yang malu-malu mempraktikkan bahasa Jepangnya tambah semangat menambah kemampuan berbahasanya. Selama 45 hari Hamdi mengikuti program Japanese-Languange Education Capacity Building Southeast Asian Teacher’s Training College Course in Japan (Indonesia) 2015 yang diadakan Japan Foundation.

Maulana Yusuf Rosadi dari Teknik Kimia menurut Ketua Jurusan Dr. Eng Reni Desmiarti adalah mahasiswa pemalu dan kurang disiplin. Namun Reni melihat potensi Yusuf dan fasih berbahasa Inggris.
Yusuf diberi pelatihan  oleh Reni dan sukses mengikuti pertukaran mahasiswa selama di Gifu. Dia dua bulan di sana.

Kegiatan yang dilakukan penelitian tentang pengolahan air, kuliah dan seminar bersama dengan mahasiswa dari Jepang, Vietnam dan China.

Dia sukses mengikuti ritme kerja praktisi dan teknokrat Jepang yang disiplin, serius, penuh tekanan dan gila kerja. Awalnya dia sempat stress dan mengadu ke Reni dan akhirnya menikmati. Dia juga dapat bahan untuk tugas akhir tentang pengelolaan air minum.

Zuraida Gultom, mahasiswi sastra Jepang yang juga bakal belajar di Sonoda masih terlihat malu-malu. Sama halnya dengan Nikma dulu.

Zuraida bertekad harus sukses pula di Sonoda. Selain memperkenalkan budaya Minangkabu, Zuraida juga diminta Diana untuk menampilkan budaya Mandailing Natal, daerah asalnya.

Zuraida tak mau kerjasama selama 14 tahun antara Sonoda dan Bung Hatta ternodai. Makanya dia sering minta bocoran pada Nikma dan Ketua Prodi Dewi Kania terlebih jelang keberangkatan ke sana. (zul)

Mahasiswa UBH, Juara III Nasional

Padang – Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Bung Hatta mampu menghasilkan bioethanol. Penambahan bioethanol sebagai campuran bensin dapat  meningkatkan bilangan oktan bahan bakar kendaraan menjadi 95-98 dengan perbandingan 20% bioetanol dan 80% bensin.

Bensin yang berbilangan oktan 88 disulap jadi beroktan di atas 95 dan ini tentu saja mengalahkan efisiensi pertamax yang bilangan oktannya 92. Akibatnya pemakaian bahan bakar lebih hemat, mesin lebih bertenaga dan lebih ramah lingkungan.
Uniknya, bahan bakar alternatif berupa bioetanol tersebut dihasilkan dari umbi talas liar yang merupakan bahan nabati yang berbahaya jika dikonsumsi. Jika umbi talas ini ditanam dengan baik, maka 1 hektar kebun talas bisa menghasilkan 30 ton umbi dan 50 persennya bisa diolah menjadi bioetanol. Nilai jual satu liter bioetanol menurut perhitungan mereka Rp. 8000-Rp. 12.000.

Hasil penelitian mulai skala laboratorium, simulasi dalam skala pabrik, membuatkan prototype hingga perhitungan ke nilai ekonomis, menjadikan trio Doni Saputra, Novalia Putri dan Rezi Hidayati berhasil mencuri perhatian juri lomba karya tulis ilmiah nasional yang diadakan Institut Teknologi Surabaya. Mereka yang menamakan dirinya Tim Nobita ini berhasil menjadi juara III setelah menyisihkan tim dari ITB, ITS dan Universitas Airlangga.

“Sungguh membahagiakan bisa bertanding dengan mahasiswa dari universitas ternama di Indonesia dan keluar sebagai salah satu pemenang lomba tersebut. Kami sangat berterima kasih atas dukungan penuh universitas, sehingga kami bisa hadir di perlombaan dan meraih hasil gemilang. Hasil bimbingan yang intensif dari pembimbing Dra. Erti Praputri, M. Si, Ir. Elmi Sundari, MT dan Dr. Eng. Reni Desmiarti serta senior, menjadikan penampilan dan presentasi kami lebih baik dan menarik,” ujar Ketua Tim Nobita, Doni Saputra kepada Wakil Rektor III Universitas Bung Hatta, Dr. Diana Kartika, Rabu (30/3). Doni bersama ketiga rekannya dan didampingi Dekan Fakultas Teknologi Industri, Ir. Drs. Mulyanef, M.Sc  dan Ketua Jurusan Teknik Kimia Dr. Eng Reni Desmiarti menjelaskan hasil lomba yang baru saja mereka ikuti.

Reni menjelaskan Jurusan Teknik Kimia merupakan Jurusan yang mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih berguna. Ilmu Teknik Kimia dapat merancang proses-proses kimia baik dalam skala kecil maupun skala industri. Sarjana Teknik Kimia bertanggung jawab terhadap perancangan dan perawatan proses kimia sehingga sering dikenal Process Engineer. Disamping itu, sarjana Teknik Kimia juga melakukan penelitian yang bertujuan untuk menemukan bahan-bahan dan teknik-teknik baru untuk menghasilkan bahan yang lebih berguna seperti menghasilkan bioetanol dari umbi talas liar.

Pengembangan penelitian lain yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa adalah mengolah inulin dari umbi dahlia, pengembangan pemanfaatan katalis, pembuatan bioethanol dari bahan nabati lain, pengolahan sampah menjadi energi, tungku hemat energi, pengolahan air dan limbah  dan fuel cell.

Mereka didukung oleh Laboratorium Komputasi Proses Industri Kimia yang dapat mensimulasikan proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Serta sarana laboratorium lain yang mendukung proses pembelajaran.  Jurusan ini juga didukung oleh 50% dosen berkualifikasi Doktor/S3  tamatan luar dan dalam negeri  serta S2 yang berkompeten di bidang pengolahan bahan alam. Hal ini menjadikan mahasiswa S1 di Jurusan satu-satunya di Kopertis Wilayah X dan Terakreditasi B oleh BAN PT ini, hasil penelitian mereka  setara dengan mahasiswa magister (S2).

Ditambahkan Rezi, lomba diawali dengan pengiriman abstrak ke panitia. Dan dari 181 peserta, tim mereka berada di urutan 161. Dan saat penentuan tim yang berhak mengikuti final di ITS, mereka berada di urutan 2 dari 10 peserta yang berhak mengikuti final. Bersama mereka ada 2 tim dari ITB, 3 tim dari ITS dan 2 tim dari Universitas Airlangga.

Kepada wakil rektor III itu Doni dan kawan-kawan juga mengungkapkan kegembiraannya menjadi bagian dari keluarga besar universitas Bung Hatta. Malah Doni yang sempat gundah tak dapat masuk ke perguruan tinggi impiannya, kini bahagia bisa terdampar di teknik kimia Universitas Bung Hatta.

“Saya membuktikan pernyataan Pak Rektor Niki Lukviarman saat menerima kami sebagai mahasiswa baru di kampus ini beberapa tahun lalu. Kami sungguh-sungguh tersesat di jalan yang benar,” tegasnya.
Diakui Nova pula, tak sia-sia memilih teknik kimia sebagai jurusannya. Teknik kimia lah yang mengajarkan kepadanya menjadikan sesuatu yang seolah terbuang percuma, menjadi produk bermanfaat ganda. Dia dan teman-temannya belajar banyak hal. (zul)

Besar Peluang Dosen Univ Bung Hatta Kuliah di Australia

Padang – Universitas Bung Hatta gencar memotivasi dosen mereka untuk melanjutkan studi dan gemar meneliti. Kedatangan tim dari kedutaan besar Australia yang memperkenalkan endeavour scholarship dan fellowship makin membuka munculnya dosen peneliti di kampus yang mengabadikan nama proklamator tersebut.
Wakil Rektor 1, Dr. Hendra Suherman mengatakan universitas telah menganggarkan Rp1 miliar bagi para dosen yang akan S3. Endeavour memperbesar kesempatan itu. Bahkan dengan endeavour, para dosen berkesempatan untuk dibiayai melakukan penelitian pada perguruan tinggi di Negeri Kanguru itu.
Peluang makin besar jika kemampuan bahasa Inggris para dosen tinggi. Pimpinan telah menetapkan akan memfasilitasi peningkatan kemampuan bahasa asing para dosennya. Terlebih di era masyarakat ekonomi ASEAN ini.

“Tiap tahun ada kesempatan bagi 600 beasiswa (fellowship). Ini  berlaku bagi orang Australia yang ingin belajar di luar negeri, dan orang Indonesia atau negara lain yang mau belajar di Australia,” ujar Claudina Milawati, Deputy Director (Education and Science) Kedutaan Besar Australia, di hadapan petinggi dan dosen-dosen muda di Universitas Bung Hatta, Kamis (11/2).

Beasiswa Endeavour meliputi beasiswa S2/S3 di Australia, beasiswa riset bagi mahasiswa S2/S3 yang ingin melakukan pelengkap risetnya di Australia (4-6 bulan), beasiswa untuk melakukan riset yang merupakan interest bersama dengan universitas di Australia dan beasiswa untuk meraih diploma di sana.

Claudina memaparkan sedetil mungkin tentang endeavour. Dia pun buka sedikit rahasia sukses mendapatkan beasiswa tersebut. Peluangnya cukup besar apalagi di Sumbar baru satu yang sudah memanfatkannya. Banyak yang belum meliriknya lantaran prosesnya yang dinilai cukup berat.

Baru awal saja sudah berat sehingga banyak yang menghindar. Seperti score IELTS 6,5 atau setara TOEFL 550. Padahal, setelah dapat banyak kemudahan yang didapat oleh penerima beasiswa ini. Jumlah beasiswanya termasuk yang paling besar, tanpa wawancara, ada case manager yang mengawasi dan memfasilitasi kelancaran studi di sana.

Dr. Diana Chitra Hasan, alumni yang baru saja tamat dari Monash University dan merasakan manfaat Endeavour pun memberikan gambaran berbagai kemudahan yang dia terima sebagai penerima beasiswa. Dia pun memberikan sedikit perbandingan dengan Australian Award yang diterimanya saat studi S2di universitas yang sama.

“Sungguh saya merasakan berbagai kemudahan setelah dinyatakan mendapat beasiswa ini. Ada manager case yang siap membantu kesulitan kita baik dari segi akademik maupun non akademik. Usia tak dibatasi dan bisa bawa keluarga,” ujar Dosen Prodi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta.

Diana menyebut beasiswa 3000 US dollar sangat cukup bagi dia dan keluarganya.semua tergantung gaya hidup. Dan dia makin terbantu setelah mendapat kesempatan mengajar bahasa Indonesia bagi diplomat yang akan bertugas di Indonesia.

Kuncinya mau sedikit susah. Sebab calon penerima harus punya acceptance letter dari pembimbing tentang bidang yang bakal ditekuninya. Mengisi data online dengan cermat dan memperhatikan hal-hal yang menguntungkan kita. Prestasi akademik dan pengalaman kerja mendapat penilaian tinggi. Bahkan hal sederhana seperti pernah menjadi volunteer menjadi nilai tambah yang amat berguna dalam pertimbangan mereka menerima aplikasi permohonan kita.

“Untung Claudina datang cepat hingga bisa mempersiapkan diri hingga April nanti. Siapkanlah diri dan persyaratannya dan nikmati kisah-kisah belajar di luar negeri yang bakal tak terlupakan,” ujarnya. (zul)

Powered by Blogger